Kamis, 04 Agustus 2011



MEMBANGUN DESA SECARA BERKELANJUTAN
DENGAN SIMANTRI
(SISTEM PERTANIAN TERINTEGRASI)





·         Pentingnya Pembangunan Perdesaan

            Pentingnya arti pembangunan perdesaan sudah lama disadari banyak  kalangan, hal ini terlihat dengan dicanangkannya berbagai konsep tentang pembangunan perdesaan. Berbagai kemajuan telah dicapai, namun kita juga tidak dapat menutup mata terhadap berbagai kemunduran yang juga terjadi terutama terkait dengan tingkat kesejahteraan masyarakat perdesaan. Pertumbuhan penduduk yang relatif masih cukup tinggi, sementara sumber daya alam khususnya lahan dan air sebagai tumpuan utama kegiatan pertanian di perdesaan yang relatif tetap dan bahkan dalam beberapa kasus semakin terbatas, telah mendorong terjadinya marjinalisasi perdesaan. Dilain pihak kemajuan yang terjadi di perkotaan belum sepenuhnya mempunyai dampak yang positif bagi kehidupan di perdesaan. Walaupun berbagai pihak telah menjadikan desa sebagai sasaran utama kegiatannya, akan tetapi karena bergerak sendiri-sendiri, tidak fokus dan kurang terjaga kontinyuitas kegiatannya menyebabkan perdesaan menjadi relatif tetap tertinggal dan itu identik dengan pertanian dan kemiskinan.

·         Kondisi dan Permasalahan Pembangunan Pertanian di Perdesaan

           Kondisi dan permasalahan dalam pembangunan usaha pertanian di perdesaan  secara umum dapat digambarkan  sebagai berikut :    
     
1.        Belum tergarapnya potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia secara optimal.
2.        Belum berkembangnya diversifikasi usaha, baik intern sektor pertanian dan antar sektor pertanian  dengan sektor lainnya sesuai potensi masing-masing wilayah.
3.        Belum terfokus dan terpadunya kegiatan baik antar sub sektor pertanian dan dengan sektor pendukungnya.
4.       Masih rendahnya insentif berusahatani karena belum diterapkannya rekomendasi teknologi dan Sistem usahatani yang terintegrasi, efektif dan efisien.

Memperhatikan kondisi seperti itu maka upaya pemberdayaan perdesaan menjadi mutlak untuk dilakukan antara lain melalui Simantri. Simantri dicanangkan sejak tahun 2009 sebagai salah satu program prioritas dalam mewujudkan Bali MANDARA (Maju, Aman, Damai dan Sejahtera).

·         Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri)

            Sistem pertanian terintegrasi adalah upaya terobosan dalam mempercepat adopsi teknologi pertanian karena merupakan pengembangan model percontohan dalam percepatan alih teknologi kepada masyarakat perdesaan. Simantri mengintegrasikan kegiatan sektor pertanian dengan sektor pendukungnya baik secara vertikal maupun horizontal sesuai potensi masing-masing wilayah dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada. Inovasi teknologi yang diintroduksikan berorientasi untuk menghasilkan produk pertanian organik dengan pendekatan  ”pertanian tekno ekologis ”. Kegiatan integrasi yang dilaksanakan juga berorientasi pada usaha pertanian tanpa limbah (zero  waste) dan menghasilkan 4 F (food, feed, fertilizer dan fuel). Kegiatan utama adalah mengintegrasikan usaha budidaya tanaman dan ternak, dimana limbah tanaman diolah untuk pakan ternak dan cadangan pakan pada musim kemarau dan limbah ternak (faeces, urine) diolah menjadi bio gas, bio urine, pupuk organik dan bio pestisida.
Pengertian diversifikasi usahatani :

-          Diversifikasi usahatani secara horizontal ; mengusahakan beberapa   komoditi secara terpadu yaitu tumpang sari tanaman pangan, hortikultura,  perkebunan, peternakan, perikanan dan bahkan kehutanan (agroforestry).
-          Diversifikasi usahatani secara vertikal ; mengembangkan unit pelayanan sarana produksi dan lembaga keuangan mikro, melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi usahatani, kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil dan pengolahan/pemanfaatan hasil ikutan  (bio urine, bio gas, kompos, pakan, bio arang, asap cair, jamur, lebah madu, susu, sabun dari susu dll).

      Sasaran kegiatan Simantri adalah Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) pada satu wilayah Desa, dengan kriteria :
1.        Adalah desa yang memiliki potensi pertanian dan terdapat komoditi unggulan sebagai titik ungkit.
2.        Terdapat gapoktan yang mau dan mampu melaksanakan kegiatan terintegrasi.
3.        Prioritas pada Desa dengan Rumah Tangga Miskin (RTM) > 35%.

·         Indikator Keberhasilan Simantri

       Beberapa indikator keberhasilan Simantri yang diharapkan dapat terwujud dalam jangka pendek (3-4 tahun) antara lain :

1.        Berkembangnya kelembagaan dan SDM baik petugas pertanian maupun petani.
2.        Terciptanya lapangan kerja melalui pengembangan diversifikasi usaha pertanian dan industri rumah tangga.
3.        Berkembangnya intensifikasi dan ekstensifikasi usaha tani.
4.        Meningkatnya insentif berusaha tani melalui peningkatan produksi dan efisiensi usaha tani (pupuk, pakan, biogas, bio urine, bio pestisida diproduksi sendiri = in situ)
5.        Tercipta dan berkembangnya pertanian organik (green economic).
6.        Berkembangnya lembaga usaha ekonomi perdesaan.
7.        Peningkatan pendapatan petani  (minimal 2 kali lipat).


·         Paket Kegiatan Utama Simantri

          Paket kegiatan utama Simantri pada tahap awal meliputi :
1.        Pengembangan komoditi tanaman pangan, peternakan, perikanan dan intensifikasi perkebunan sesuai potensi wilayah.
2.        Pengembangan ternak sapi atau kambing dan kandang koloni  (20 ekor).
3.        Bangunan instalasi bio gas sebanyak 3 unit ; kapasitas 11 m3 sebanyak 1 unit dan kapasitas 5 m3 masing-masing 1 unit dilengkapi dengan kompor gas khusus sebanyak 5 unit.  
4.        Bangunan instalasi bio urine sebanyak 1 unit.
5.        Bangunan pengolah kompos dan pengolah pakan masing-masing sebanyak 1 unit.
6.        Pengembangan tanaman kehutanan sesuai kondisi dan potensi masing-masing wilayah.

Paket utama Simantri dibiayai  dari dana Bantuan Sosial (Bansos) APBD Provinsi.   Untuk   kegiatan   penunjang   termasuk  dalam   pengembangan infrastruktur perdesaan dibiayai dari kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait sesuai ketersediaan dana dan kegiatan masing-masing. Dalam jangka panjang juga diharapkan peran swasta dalam bentuk Coorperate Social Responsibility (CSR). Dukungan pembinaan teknis dan pembiayaan juga dilaksanakan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali.

·         Lokasi Kegiatan Simantri tahun 2009 dan 2010

           Kegiatan Simantri dilaksanakan sejak tahun 2009 sebanyak 10 unit dan dilanjutkan tahun 2010 sebanyak 40 unit, direncanakan akan dilaksanakan/dikembangkan setiap tahun secara berkelanjutan.

1.        Kegiatan Simantri tahun 2009.
-   Dilaksanakan di 10 Desa di 7 Kabupaten (kecuali Denpasar dan Klungkung) : Buleleng (Musi, Telaga, Tajun, Ambengan), Jembrana (Pengeragoan), Tabanan (Tunjuk), Bandung (Pangsan), Gianyar (Buahan Kaja), Bangli (Belantih), Karangasem (Tulamben).
-   Jumlah bantuan sosial Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah)


2.        Kegiatan Simantri Tahun 2010.
-   Dilaksanakan di 40 Desa di 9 Kabupaten/Kota : Buleleng (Pedawa, Tigawasa, Bungkulan, Jagaraga, Sawan, Pejarakan, Subuk, Sumberkima, Tunjung, Tamblang, Kalianget, Lokapaksa), Jembrana (Melaya, Banyu Biru), Tabanan (Antap, Munduk Temu, Kelating, Mangesta), Badung (Pelaga), Denpasar (Pedungan), Gianyar (Taro, Blahbatuh), Bangli (Trunyan, Songan A, Songan B, Jehem, Yangapi, Peninjoan), Klungkung (Batu Kandik, Gunaksa, Tusan), Karangasem (Datah, Ababi, Bebandem, Jungutan, Buana Giri, Sibetan, Tianyar Barat, Tianyar Timur, Ban).
-   Jumlah Bansos Rp. 8.000.000.000,- (delapan miliar rupiah).

·         Sasaran Simantri

1.        Peningkatan luas tanam, populasi ternak, perikanan dan kualitas hasil .
2.        Tersedianya pakan ternak berkualitas sepanjang tahun.
3.        Tersedianya pupuk dan pestisida organik serta bio gas.
4.        Berkembangnya diversifikasi usaha, lembaga usaha ekonomi dan infrastruktur di perdesaan.

·         Penutup

Dengan rata-rata kepemilikan lahan per Kepala Keluarga (KK) petani 0,3 – 0,5 Ha dan rata-rata kepemilikan ternak (sapi, kambing, babi) 2 – 5 ekor, secara berkelompok (5 – 10 KK petani) dapat dikembangkan Simantri mini secara swadaya. Dengan fisilitasi pemerintah (SKPD terkait) dan pembinaan serta pendampingan petugas teknis lapangan bukannya tidak mungkin akan dapat dikembangkan Simantri - Simantri mini skala kelompok dan bahkan skala rumah tangga. Jika hal tersebut dapat terwujud, maka membangun perdesaan secara berkelanjutan dengan target peningkatan pendapatan petani, terwujudnya program Bali Organik dan Bali Mandara akan dapat direalisasikan.